Depo Material Jogja

Depo Material Jogja

Edit Template

Kualitas Pasir Merapi Terbaik daripada Pasir Progo dan Tempat Lain

Kualitas Pasir Merapi Terbaik Dibandingkan Pasir Tempat Lain. Sudah tidak diragukan lagi akan kualitas pasir merapi ini untuk konstruksi bangunan. Banyak pekerjaan sipil yang menggunakan jenis pasir Merapi seperti pembangunan perumahan, gedung bertingkat, pembuatan beton ready mix, hingga proyek pembangunan jalan tol. Pasir yang berasal dari abu vulkanik ini memang dikenal sebagai salah satu pasir dengan kualitas terbaik di Jawa Tengah bahkan Indonesia.

Kandungan besi dan silika pasir merapi yang masih alami dan terjaga dapat memperkuat kualitas beton maupun plesteran bangunan. Pasir merapi memiliki kandungan air yang terbilang cukup rendah hanya sekitar 2%, hal ini karena pasir merapi mengalir bersama muntahan lava pijar gunung Merapi bukan dibawa arus sungai sebagaimana jenis pasir lainnya.

Berikut ini informasi lebih lengkap akan kami jabarkan tentang keunggulan kualitas pasir merapi Muntilan dan Gendol dibandingkan jenis pasir dari lokasi pertambangan pasir merapi lainnya.

1. Kualitas Pasir Merapi No. 1 di Indonesia

“Pasir Merapi dikenal memiliki kualitas nomor satu di Indonesia dan nomor dua di dunia.” Kata Menteri Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya, saat menghadiri penanaman pohon di lereng Gunung Merapi di Srumbung, Magelang. (Republika, Sabtu 17 Dec 2016)

Pernyataan ibu menteri tersebut bukanlah klaim semata. Pasalnya, berkaca dari pengalaman masyarakat setempat yang menggunakan pasir Merapi untuk bangunan mereka secara turun temurun lebih dari ratusan tahun. Kualitas bangunan yang menggunakan pasir dari material erupsi gunung Merapi ini terbukti lebih awet dibandingkan pasir yang didatangkan dari tempat lain.

2. Bersumber dari Material Vulkanik Sisa Erupsi Gunung Merapi

Pasir yang berasal dari material vulkanik gunung api, memiliki kualitas yang jauh lebih baik dibandingkan pasir dari sungai atau laut. Tak terkecuali pasir merapi yang berasal dari material sisa erupsi gunung Merapi, salah satu gunung api paling aktif di Indonesia.

Struktur butir (kristal) pasir merapi memiliki ukuran butir yang beragam dengan ujung-ujung kristal runcing serta tingkat kekerasan yang baik. Karakteristik inilah yang akan membuat kokoh bangunan rumah Anda.

Selain itu, rendahnya kandungan lumpur dan senyawa organik pada pasir merapi membuat adonan mortar (pasir dan semen) dapat bercampur sempurna. Sehingga bangunan yang menggunakan pasir merapi sebagai bahan plesteran ataupun cor-coran akan dapat saling melekat lebih kuat dan tahan lama.

3. Pasir Merapi Memiliki Kandungan Silika dan Alumina yang Dominan

Unsur kimia yang terkandung dalam contoh pasir Merapi didominasi oleh silika dan alumina. Sehingga sangat baik untuk agregat beton. Hal penting lainnya adalah bagian hilang pijar sangat kecil. Ini mengindikasikan bahwa bahan organik sangat rendah termasuk unsur sulfur yang dapat mengganggu pengikatan semen, keawetan beton dan korosi pada tulangan.

Pasir vulkanik sisa erupsi Gunung Merapi memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena kualitasnya bagus. Kandungan silika dan alumina pada pasir tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pasir beton berkualitas.

Kandungan logam dalam material vulkanik di sekitar wilayah Merapi yaitu untuk logam Al berkisar 1,8-5,9%, Mg sebesar 1-2,4%, Si sebesar 2,6-28%, dan Fe sebesar 1,4- 9,3%. Data ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sudaryo dan Sutjipto dengan menggunakan analisis aktivasi neutron cepat. [2]

4. Kandungan Silika Pasir Merapi Menghasilkan Beton Bermutu Tinggi

Kandungan Silika Pasir Merapi Menghasilkan Beton Bermutu Tinggi. Beton merupakan material bahan bangunan yang terbuat dari campuran homogen antara semen, agregat, dan air. Agregat yang digunakan berupa agregat halus dan agregat kasar dengan perbandingan sekitar 60%-75% dari berat total campuran.

Kandungan silika pada pasir merapi digunakan sebagai beton yang bermutu tinggi

Dalam agregat halus memiliki karakteristik yang sangat mempengaruhi kuat tekan beton yaitu keras, kuat, bersih, tahan lama, massa jenis tinggi, butir bulat, dan distribusi ukuran butir yang beragam. Kandungan senyawa silika yang terdapat dalam agregat halus juga memberikan kontribusi dalam proses pengerasan maupun peningkatan kuat tekan beton.

Penggunaan pasir merapi sebagai bahan agregat halus merupakan pilihan yang tepat. Hal ini karena kandungan silika dan karakteristik pasir merapi memenuhi kriteria bahan agregat yang bagus untuk beton. Disamping itu, ketersediaan pasir merapi di alam cukup melimpah dan harganya pun sangat terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Para peneliti memanfaatkan pasir Merapi untuk beton mutu tinggi secara optimal dan tahan terhadap pengaruh lingkungan agresif. Berdasarkan uji laboratorium diperoleh hasil bahwa beton pasir Merapi menunjukkan nilai yang sangat baik sesuai dengan standar beton mutu tinggi.

Kuat tekan pada umur 28 hari dengan faktor air-semen 0,30 dapat mencapai 50,295 MPa, dengan nilai MOE (Modulus Elastisitas) sebesar 4,31 x 103 MPa, sedangkan hasil uji lainnya diperoleh data kuat lekat dengan tulangan polos sebesar 7,09 Mpa, dan tulangan deform/sirip sebesar 11,62 MPa, serta hasil uji permeabilitas, seluruh benda uji dapat memenuhi syarat kekedapan atau tidak rembes.

Hasil penelitian ini memberikan indikasi bahwa pasir Merapi dapat dikembangkan sebagai bahan pembuatan beton mutu tinggi (SNI). Tentunya dengan perbandingan komposisi bahan penyusun beton yang tepat, dimana dalam penelitian menggunakan kadar pasir sekitar 35% terhadap berat total agregat.

5. Terdiri dari Butiran Kristal Beraneka Ragam dengan Tingkat Kebundaran Rendah

Ditinjau dari aspek tingkat kebundaran, pasir Merapi memiliki tingkat kebundaran butiran kristal yang lebih rendah (angular). Berbeda dengan pasir jenis lainnya yang memiliki tingkat kebundarannya lebih tinggi (rounded).

Bentuk butiran kristal pasir mempengaruhi tingkat ikatan antara butir pasir dengan semen. Dimana butiran pasir yang teratur (derajat kebundaran tinggi) akan memiliki tingkat porositas yang tinggi dan juga daya ikat terhadap lapisan air pada campuran mortar tinggi.

Aspek kebundaran ini juga berpengaruh terhadap kuat tekan mortar. Mortar dari pasir yang mempunyai tingkat kebundaran rendah (lebih lonjong/runcing) cenderung lebih kuat daripada mortar dari pasir dengan tingkat kebundaran tinggi. Mortar yang berasal dari pasir Merapi dengan tingkat kebundaran rendah mempunyai kuat tekan yang cenderung terklaster pada kuat tekan yang tinggi.

6. Pasir Merapi Memiliki Ujung Kristal Silika yang Runcing

Pasir vulkanik sisa erupsi gunung api sangat baik digunakan untuk bahan beton. Butiran kristal silika yang terbentuk secara alami memiliki ujung-ujung yang runcing hingga membentuk partikel yang memiliki sudut. Pola partikel bersudut itulah yang membuat ikatan pasir gunung merapi dengan semen pada campuran beton menjadi lebih kuat.

Sedangkan pada pasir biasa, bentuk kristalnya cenderung seragam dengan ujung-ujung yang bulat. Sehingga kekuatan ikatannya dengan semen dan bahan pembuat beton lainnya pun lebih lemah.

7. Kandungan Besi Pasir Merapi Sangat Baik untuk Campuran Bahan Bangunan

Pasir Gunung Api, seperti pasir Merapi, memiliki banyak kandungan besi oksida yang sangat baik untuk campuran bahan bagunan. Dosen Panas Bumi dan Gunung Api Institut Teknologi Bandung, Asnawir Nasution, mengatakan, selain silika, pasir gunung api juga memiliki kandungan besi (FeO). Kandungan besi pada pasir gunung api sangat baik karena belum mengalami pelapukan sehingga baik untuk campuran bahan bangunan.

“Pasir gunung api juga memiliki kandungan lempung yang sangat sedikit. Selain membuat beton semakin kuat, sedikitnya lempung juga akan meningkatkan daya tahan beton dan membuat tingkat kekeroposan beton lebih rendah,” ucapnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *